Minggu, 06 Mei 2012

PENGOLAHAN BESI BAJA


PENGOLAHAN BESI BAJA
Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C)
Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C
Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.
Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.
Reaksi yang terjadi :
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2 yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO.
C + O2 CO2
CO2 + C 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2
Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian mleleh karena suhu tinggi (1.5000C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO3 CaO + CO2
CaO + SiO2 CaSiO3 kerak
pasir
Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %
Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer :
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik.
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.

PENGOLAHAN TEMBAGA


Pengolahan tembaga

Tembaga terdapat di alam dalam bentuk senyawa Cu2S, Cu2O. Bijih tembaga dinaikan konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan proses pemanggangan. Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh tembaga.

Reaksinya :
Cu2S + O2 2 Cu + SO2
2 Cu2S + 3 O2 2 Cu2O + 2 SO2
Cu2S + 2 Cu2O 6 Cu + SO2

Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar listrik. Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis.
Proses pemurnian tembaga :
Susunan : - Katode : logam Cu dilapis tipis dengan karbon grafit.
- Anode : logam Cu tak murni
- Elektrolit : larutan CuSO4
Reaksi : Katode : Cu+2 + 2 e- Cu menempel katode.
Anode : Cu (An) Cu+2 + 2e-
Cu(An) Cu (katode)

Yang dapat tereduksi pada katode hanya Cu, sedang logam yang kurang reaktif (Ag, Au) mengendap di dasar bejana, dan logam yang lebih reaktif (Fe) tetap dalam larutan, sebagai ion Fe2+, Ag dan Au merupakan hasil tambahan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

OLEH: ANA KHOLIFATUL ZUMROH
 
Laporan Kimia
Elektrolisis

A. Dasar Teori
            Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Dalam sel elektrolisis energi listrik dapat menghasilakan reaksi kimia. Sel elektrolisis berfungsi sebagai pompa untuk menjalankan perpindahan electron       yang mengalir dari kutub positif (anoda) ke kutup negative (Katoda). Elektro       dialirkan melalui elektroda yang tidak bereaksi (inert). Biasanya digunakan       batang karbon. Emas atau platina. Dalam elektrolisis, pada anode terjadi peristiwa        oksidasi (pelepasan electron), sedangkan pada katode terjadi peristiwa reduksi          (penangkapan electron).
            Electroplating/penyepuhan adalah melapisi logam dengan logam yang lain.             Tujuannya adalah untuk melindungi logam terhadap korosi atau perbaikan     penampilan logam yang akan dilapisi diletakkan pada katoda. Logam pelapis       diletakkan pada Anoda. Kedua elektroda dicelupkan dalam larutan garam

B. Tujuan
      Mengamati peristiwa yang terjadi pada reaksi elektrolisis dan electroplating

C. Alat dan Bahan
1.      Elektroda karbon            2
2.      Kabel 30 cm                    2
3.      Kawat tembaga               2
4.      Baterai 1,5 volt               4
5.      Gelas Kimia                    1
6.      Paku                                2
7.      Logam Perak                   1
8.      Logam Kuningan            1
9.      Penjepit                           2
10.  Larutan CuSO4 0,2 M 50 ml

D. Cara Kerja
1.      Menyusun baterai secara seri
2.      Menghubungkan kabel hitam pada kutub negatif (katoda) dan kabel merah pada kutub positif (anoda).
3.      Memasang penjepit pada masing-masing ujung kabel
4.      Menyiapkan Larutan  CuSO4 dalam gelas kimia 50 ml
5.      Memasang Elektroda karbon pada ujung penjepit
6.      Mencelupkan kedua elektroda ke dalam larutan CuSO4.
7.      Mengamati perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda selama 1 menit.
8.      Menyaring Larutan CuSO4 dan meletakkannya ke dalam gelas kimia kembali.
9.      Mengulangi langkah ke 5 dan ke 6 untuk elektroda besi dan tembaga, serta logam putihan (perak) dan kuningan









E.   Hasil Percobaan
      Data Pengamatan

     
No.
Larutan
Katoda
Anoda
Waktu
Keterangan
1.
CuSO4.
C
C
1 Menit
Pada katoda terjadi perubahan warna dari hitam menjadi coklat pada anoda timbul gelembung-gelembung gas 
2.
CuSO4.
Fe
(Besi)
Cu
(kawat tembaga)
1 Menit
Timbul gelembung gas pada katoda dan pada anoda berubah warna menjadi agak hitam
3.
CuSO4.
Logam
Kuningan
Logam
Putihan (perak)
1 Menit
Logam putihan melapisi logam kuningan dan warnanya menjadi hitam

F.   Pembahasan
      Percobaan 1
      Elektrolit : CuSO4., Elektroda C
     
      Pada katoda mengahasilkan endapan Cu yang menyebabkan perubahan warna dari hitam menjadi coklat. Sedangkan pada anoda timbul gelembung-gelembung gas. Waktu yang digunakan adalah 1 menit. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda : Cu2+(aq) + 2e-            ­Cu(aq)                             X  2
                                                                         
Anoda  : 2H2O               4H+ + O2(aq) + 4e-        X 1
                                                                                           +
2Cu2+(aq) + 2H2O               Cu(s) + 4H + O2(g)

Pada percobaan ini massa elektroda grafit pada katoda sebelum dielektrolisis adalah 1,1 gram. Setelah dielektrolisis masaanya menjadi 1, 19 gram. Dari sini dapat ditentukan massa tembaga yang mengendap adalah 0,09 gram. Sehingga dapat diketahui kuat arus yang digunakan menggunakan hukum Faraday II .

e x i x t                                                   W x 96.500        0,09 x 96.500
W =                              i =                            =                              = 4,45 Ampere
96.500                            e x t                        32,5 x 60    
                                      

Keterangan :
W = Massa logam yang mengendap (gram)
e = massa ekuivalen = Ar/biloks
t = waktu (s)
i = kuat arus (ampere)



Percobaan 2
      Elektroplating/penyepuhan logam besi oleh logam tembaga dengan             menggunakan prinsip penyepuhan yaitu:
      -     Logam yang akan dilapisi yaitu besi diletakkan pada katoda
      -     Logam pelapis yaitu tembaga diletakkan di anoda
     
      Pada katoda terjadi penegendapan tembaga. Warna besi menjadi merah bata, sedangkan anoda tembaga larut sehingga logam tembaga berkurang dan warna menjadi hitam. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda (Fe) : Cu2+ + 2e-             Cu(s)
Anoda (Cu) : Cu(s)                   Cu2+ + 2e-
+
                      ­Cu(s)                        Cu(s)

      Massa besi sebelum disepuh adalah 28,7 gram, sedangkan setelah terlapisi logam tembaga massanya bertambah menjadi 29 gram. Sehinga dapat diketahui massa tembaga yang mengendap yaitu 0,3 gram. Maka kuat arus yang digunakan dapat dicari menggunakan hukum Faraday II .

e x i x t                              w x 96.500
W =                              i =
96.500                            e x t
                                             0,3 x 96.500
                                       =
                                                    32,5 x 60

                                      =  14,85 Ampere

Percobaan 3
      Pada percobaan ke 3 dengan menggunakan larutan CuSO4. dan elektroda logam kuningan sebagai katoda. Logam perak sebagai anoda. Setelah 1 menit logam perak berubah warna sedikit demi sedikit menjadi hitam. Sedangkan logam kuningan pada katoda warnanya menjadi agak pudar, karena terlapisi oleh logam perak. Reaksi yang terjadi adalah :
Katoda ( kuningan ) : Ag+(aq)  + e-           Ag(s)

Anoda ( anoda )   : Ag(s)             Ag+(aq) + e-
                                                                               +
                               Ag(s)                 Ag(s)

Dari data percobaan, massa logam perak sebelum penyepuhan adalah 1,8 gram. Setelah penyepuhan massanya 1,9 gram. Sehingga dapat diketahui massa perak yang mengendap sebesar 0,1 gram. Kuat arus yang digunakan dapat dicari menggunakan hukum Faraday II .

                         e x i t                        w x 96.500      0,1 x 96.500
    W      =                          i   =                      =                          = 1, 5 Ampere
                   96.500                          e x t            108 x 60






G. Kesimpulan
            Didalam elektrolisis energi listrik diubah menjadi energi kimia. Dan pada    proses penyepuhan, massa zat yang mengendap berbanding lurus terhadap kuat      arus yang digunakan.
      Factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan elektrolisis :
      1.   Elektrolisis yang digunakan
      2.   Kemurnian elektrolit
      3.   Elektroda yang digunakan
      4.   Waktu
      5.   Sumber arus yang digunakan